'>
www.riyantocell.blogspot.com

Rabu, 11 Januari 2017

Ketika Manusia mencapai titik jenuh

it's an information blog
“Saiya telah sampai pada titik jenuh” kalimat itu yang ingin sekali Saiya ungkapkan pada semua orang saat ini, saat rasa lelah itu mendera dan berusaha merobohkan kekuatan yang masih tersisa.

Tiap manusia memiliki tingkat kelemahan dan kekuatan yang berbeda satu sama lain, itulah salah satu kekuasaan Allah. Ada manusia yang baru diberi cobaan yang menurut yang lain tidak seberapa besar, tapi menurutnya cobaan itu sudah melampaui batas kekuatannya sebagai manusia, atau bahkan sebaliknya. 

Saiya jadi teringat kisah para Nabi dan Rasul, Nabi Nuh as pernah merasakan bahwa dirinya sudah tidak sanggup lagi membimbing kaumnya yang selalu ingkar, bahkan beliau berdo’a kepada Allah agar kaumnya diberi adzab agar hanya tersisa orang-orang yang beriman saja lagi. Tapi doanya tidak dikabulkan Allah. Atau kisah Nabi Yunus as, ketika dakwahnya selalu ditolak oleh kaumnya yang ingkar, beliau sempat lari dan meninggalkan kaumnya. Namun Allah kemudian memberikan tarbiyah melalui teguran yang subhanallah, Nabi Yunus as dimakan dalam keadaan hidup oleh seekor ikan besar ketika beliau sedang tertidur, beberapa hari beliau terkurung di dalam perut ikan itu, hingga disanalah beliau merenung dan menyadari kesalahannya, kemudian beliau berdoa seraya bertasbih “ Lailaha illallah subhanaka inniquntu minadzalimin “. Setelah itu Allah baru mengeluarkannya dari perut ikan dan Nabi Yunus as kembali pada kaumnya yang ingkar untuk di dakwahi. 

Jika boleh Saiya katakan, cerita Nabi Nuh as dan Yunus as tadi adalah saat-saat dimana mereka mengalami yang namanya titik jenuh. Meski mereka ada Nabi dan Rasul yang tingkat keimanannya diatas rata-rata, namun ada saat dimana kodrat kemanusiaannya hadir, yaitu mengeluh. Tapi kemudian Allah menunjukkan jalan sekaligus teladan bahwa rasa jenuh itu bisa dihilangkan. Rasulullah SAW adalah manusia sempurna, tingkat keimanan, ketaqwaan dan kesabaran beliau jauh melebihi seluruh manusia yang ada di muka bumi. Potret kehidupan beliau juga sungguh penuh keprihatinan sekaligus kekaguman, sehebat apapun rintangan di depannya, Rasulullah tetap pada titik kesabarannya, dan titik itu tidak pernah sampai pada titik jenuh, bahkan melonjak hingga ke titik kesabaran yang paling tinggi. 

Bagaimana dengan kita sekarang? Berbicara dalam hal dakwah, tantangan dakwah di masa sekarang tidak sebesar pada masa Rasulullah atau Nabi dan Rasul yang lain. Namun, terkadang rintangan yang tidak sebesar itu ternyata mampu membuat sebagian kader dakwah, para da’i/da’iyah dan ulama sampai pada titik jenuh. 

Jenuh saat melihat umat tak juga sadar akan kesalahannya, jenuh saat risalah yang dibawa tak dihiraukan oleh umat, jenuh saat problematika umat semakin kompleks, dan jenuh saat satu persatu kader dakwah akhirnya berguguran ditengah perjuangan, hingga akhirnya sampai pada titik kefuturan. 

Dan Saiya pun merasakan hal itu sekarang, akhirnya tingkat kesabaran Saiya bukan semakin naik, tapi malah menurun. Tapi kemudian kita kembali pada kamus hidup kita, Al Qur’an. di dalam al qur’an Allah sudah menyapa “ Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas, janganlah kamu berputus asa dari rahmatKu…” (QS. Az Zumar 53). Disanalah Allah sudah mewanti-wanti agar kita tidak boleh berputus asa, karena rahmat dan kasih Saiyang Allah jauh lebih besar daripada keputus asaan yang ada. 

Disanalah Allah memerintahkan agar kita tetap menjadi sosok yang kuat sebesar apapun rintangan yang kita hadapi, karena Allah sudah menjanjikan rahmat dan pertolonganNya bagi mereka yang bersabar dan tidak melampaui batas. Semoga ini bisa menjadi perenungan, terutama bagi Saiya sendiri yang sedang merasa di titik jenuh. Yang pasti saat berada di titik jenuh, ada rasa ingin lari, namun Saiya yakin, bukan penyelesaian yang akan Saiya dapatkan, tapi justru kerugian yang amat besar. Saat Allah sudah menghamparkan jalan menuju keridhoanNya, Saiya justru berbalik arah dan memilih jalan lain, naudzbillah, semoga itu tidak terjadi. 

Wallahualam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar